Paser

Batu Bara Ilegal Tambang Batu Bara Ilegal Tambang Koridor Tambang batu bara tambang ilegal Truk Pengangkut Batu Bara Jalan Nasional 

Emak-emak Turun Tangan!! Hentikan Truk Batu Bara Melintas di Jalan Umum di Paser



SELASAR.CO, Samarinda - Viral di media sosial aksi emak-emak yang menghentikan truk pengangkut batu bara yang melewati jalan umum. Belakangan kejadian ini terjadi pada pada Rabu, 19 Februari 2025 kemarin, di Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Insiden ini terjadi di jalur yang sama dengan Desa Muara Kate, di mana sebelumnya warga setempat juga menolak penggunaan jalan umum untuk kegiatan tersebut.

Dinamisator Jatam Kaltim, Mareta Sari, menjelaskan bahwa kejadian tersebut murni gerakan dari masyarakat. “Kami tidak ada di sana saat kejadian. Saya malah dapat kiriman video dari grup WhatsApp. Sepertinya video itu sudah tersebar di beberapa jaringan,” ungkap Mareta, saat dihubungi Selasar pada hari ini, Kamis (20/2/2025).

Menurutnya, aksi penolakan ini merupakan bentuk protes massa terhadap aktivitas pengangkutan yang ilegal dan berulang. Kejadian terakhir pada November 2024 lalu yang berujung kematian salah seorang warga, sempat mendapat perhatian dari kepolisian dan perusahaan terkait. Polisi bahkan mengerahkan banyak petugas untuk mengamankan situasi di perlintasan tersebut. Namun, hingga saat ini kasus di Muara Kate belum menemukan titik terang.

“Kasus tersebut tidak ada jalan terangnya. Perusahaan juga sepertinya tidak mendapat atensi penting dari pemerintah dalam hal ini pemberian izin. Kejadian seperti ini pasti akan terulang jika tidak ada penegakan hukum yang jelas,” tegas Mareta.

Jatam Kaltim menilai bahwa penegakan hukum yang jelas sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang. Jika penindakan hukum tidak dijalankan, maka pada akhirnya masyarakat lah yang kembali akan berhadapan dengan masyarakat. “Seperti ini sopir dengan masyarakat yang menolak perlintasan di tempat tersebut. Kawasan itu juga merupakan kawasan umum. Jadi, banyak orang menggunakan jalan tersebut, termasuk anak-anak sekolah dan pedagang juga menggunakan,” jelasnya.

Sayangnya, tindakan yang dilakukan polisi saat ini masih bersifat sementara. “Pengamanan di lapangan sementara, tapi tidak ada keputusan signifikan. Penambang dan supir takut ditangkap, jadi mereka bersembunyi sementara. Sekarang sepertinya tidak ada penindakan, jadi mereka kembali beraktivitas,” ungkap Mareta.

Mareta juga menekankan pentingnya peran pemerintah, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional, untuk menekan penggunaan jalan demi keselamatan pengguna jalan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya