Utama
Virus Corona Kapal China Pelabuhan Samarinda Pelabuhan Kaltim Kapal Asing KKP Samarinda 
Antisipasi Corona, Puluhan Kapal China yang Sandar di Kaltim Diperiksa
SELASAR.CO, Samarinda – Kementerian Perhubungan melarang sementara seluruh penerbangan dari dan menuju China. Hal ini seiring dengan perkembangan wabah virus corona yang makin menjadi di negara tirai bambu itu.
Larangan penerbangan ke China berlaku mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB lalu, hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Larangan tidak termasuk penerbangan ke Hongkong dan Macau. Meski penerbangan langsung dari dan menuju China telah ditutup, pintu masuk melalui jalur laut masih dibuka.
Oleh karena itu Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menjalankan skenario peningkatan pengawasan dan kesiapsiagaan di pelabuhan guna mengantisipasi penyebaran virus Corona (nCov) dari Wuhan, Tiongkok. Hal ini menyusul dikeluarkannya deklarasi situasi darurat global oleh World Health Organization (WHO) yang disebut dengan istilah “Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)”. PHEIC yang mempunyai arti darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional.
Adapun skenario yang diterapkan adalah untuk setiap Kapal yang masuk ke Indonesia secara direct dari China, diharuskan berlabuh di Zona Karantina untuk dilakukan pemeriksaan secara ketat oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Selain itu, untuk kapal kunjungan ocean going perlu melampirkan Voyage memo (10 pelabuhan terakhir) pada saat melaporkan kedatangan kapal ke kantor KKP di pelabuhan, dan apabila berdasarkan last port kapal tersebut sempat singgah di Tiongkok, akan dilakukan pemeriksaan secara ketat.
Berita Terkait
KKP juga telah memasang thermal scanner untuk mendeteksi peningkatan suhu tubuh penumpang yang dipasang pada area kedatangan di pelabuhan yang melayani rute internasional. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan, Zainul menjelaskan dalam periode Januari hingga minggu pertama Februari 2020 saja, sudah ada 36 kapal asal China yang masuk dengan total anak buah kapal (ABK) 866 orang di Pelabuhan Tanah Grogot.
"Jadi prinsip kita lakukan pengawasan deteksi secara dini masing-masing ABK dengan periksa suhu tubuh. Petugas kami juga dibekali alat pelindung diri (APD) apabila menemukan kasus dugaan coronavirus dan koordinasi ke Dinas Kesehatan. Setiap kedatangan pesawat dan kapal sudah pasti kita lakukan pemeriksaan," ujarnya.
Sementara itu Kepala KKP Kelas II Samarinda, Sabilal Rasyad berujar dengan berkembangnya virus Corona ini, dan telah diumumkan WHO sebagai darurat kesehatan masyarakat dunia, pihaknya telah menjalankan segala bentuk antisipasi sesuai prosedur yang ada.
“Tentunya setiap kapal itu ada SOPnya, sebelum kapal masuk mereka sudah menyampaikan kepada kami namanya maritim declaration of health, artinya di atas kapal ada atau tidak yang sakit. Jika juga dinyatakan tidak ada, tetap kita akan cek ke atas kapal orang per orang. Kemudian alat angkutnya juga kami periksa,” sebutnya.
Dari catatan milik KKP Samarinda, puluhan kapal asal China telah bersandar di empat kabupaten kota di Kaltim. “Kapal asing hingga saat ini di wilayah kami di Kaltim khususnya KKP Samarinda ada sekitar 90 di 2020. Itu tersebar di Samarinda, Bontang, Sangatta, Sangkulirang. Kemudian tahun 2019 data di kami 1.189 kapal datang dari China. Kebanyakan kapal pengangkut batu bara,” paparnya.
KKP Samarinda juga telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan, jika ada ditemukan ABK yang menunjukkan gejala serupa dengan pasien yang terinfeksi virus corona.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan